loading...
berbagi-itu-indah-dan-menyenangkan

21 Oktober, 2010

Netskyvista viruzz


"Sesaat bersamamu terasa begitu indah, takkan kulupa selamanya, Djogja 5/03/2007," demikian bunyi pesan yang ditinggalkan virus Netskyvista ketika menginvasi komputer korbannya.

Netskyvista merupaka suatu virus yang mengusung dua nama ngetop, Netsky dan Vista. Menurut analis virus Vaksincom, Adang Jauhar Taufik, Netsky terkenal lantaran pernah merajalela di belantara internet sebagai virus yang paling perkasa. Sebaliknya, Vista adalah OS besutan Microsoft, 'kakaknya' Windows XP. Sayangnya, Netskyvista ini murni virus dan tidak ada sedikitpun mewarisi sifat-sifat Windows Vista.

Anda tentu masih ingat dengan virus Stuxnet alias Winsta yang akan menyebabkan ruang hardisk drive (HDD) menjadi penuh sehingga user tidak dapat menyimpan file. Berkurangnya sisa HDD yang ada diakibatkan karena membengkaknya file winsta.exe yang berada di direktori [C:\Windows\system32] sesuai dengan sisa HDD tersebut.

Nah, teror yang disebarkan Netskyvista salah satunya akan seperti itu. 'Untungnya' virus ini hanya akan menghabiskan sisa HDD yang ada di Drive master [C:\] saja.

"Dengan update terbaru, Norman Security Suite mendeteksi virus ini sebagai W32/Suspicious-Gen2.CAHWJ sedangkan Dr.Web anti-virus mendeteksi virus ini sebagai Backdoor.Trojan," ujar Adang, dalam keterangannya kepada detikINET, Senin (4/10/2010).

Dalam upaya penyebarannya, virus ini akan menggunakan rekayasa sosial dengan memanfaatkan program kompresi file (Winrar) dengan ciri-ciri: menggunakan icon Winrar, ukuran file 60 KB, dan ekstensi file .exe.

"Teknik yang digunakan bukan sekadar mendompleng icon program Winrar tetapi lebih dari itu, ia akan mengaktifkan dirinya secara otomatis pada saat user menjalankan program Winrar atau file yang sudah di kompresi dengan menggunakan Winrar," kata Adang.

Jika pada komputer target tidak terinstal program Winrar, lanjutnya, ia sudah mempersiapkan metode lain agar dirinya dapat aktif secara otomatis yakni dengan melakukan 'pengalihan' pada saat user menjalankan file dengan ekstensi yang sudah ditentukan.

Pada saat Netskynet menginfeksi komputer, ia akan membuat file induk yang akan diaktifkan secara otomatis pada saat komputer booting. Sementara untuk mempersulit proses penghapusan, ia akan memblokir beberapa fitur Windows seperti 'search', 'folder option' dan 'run'.

Sebagai identitas dirinya, ia akan meninggalkan beberapa jejak dengan mengubah nama organisasi dan owner pada komputer yang terinfeksi serta menampilkan pesan pada waktu yang telah ditentukan (19 Februari, 5 Maret dan 14 Desember). Isinya, ya seperti potongan kalimat di atas tadi.

readbud - get paid to read and rate articles

Aksi virus shortcut


Menurut perusahaan antivirus Vaksincom, Indonesia sedang cukup marak diserbu oleh berbagai varian virus yang memanfaatkan celah keamanan pada file shortcut (.lnk) di sistem operasi Microsoft Windows.

Alfons Tanujaya, analis antivirus dari Vaksincom mengakui pihaknya menerima puluhan jenis sampel virus yang memanfaatkan celah itu. Salah satu yang peredarannya cukup pesat di Tanah Air adalah Worm Vobfus.

Jika sudah menginfeksi korbannya, Worm Vobfus akan melakukan beberapa hal. Berikut adalah beberapa di antaranya, seperti dituturkan oleh Adi Saputra, analis antivirus Vaksincom, dalam keterangan yang diterima detikINET, Senin (11/10/2010):

* Melindungi proses worm dan mencegah proses aplikasi/program keamanan: Worm mencoba memonitor proses yang berjalan di memori dan memastikan agar proses worm tidak dimatikan oleh program/aplikasi keamanan seperti antivirus dan removal. Jika ada program/aplikasi keamanan yang berjalan, maka worm akan mencoba menginfeksi dan membuat error pada program tersebut.
* Menyembunyikan folder dan membuat file shortcut: Salah satu aksi worm ini mampu membuat pengguna komputer dag dig dug karena menyembunyikan seluruh isi folder "My Documents" user dan menggantinya dengan file shortcut. File shortcut tersebut justru diarahkan ke salah satu file virus dengan nama acak. Beberapa varian lain hanya menyembunyikan folder dan membuat file shortcut pada removable drive/disk.
* Koneksi Remote Server dan mendownload file virus lain: Dengan memonitor proses yang berjalan, worm mencoba melakukan koneksi ke IP remote server yang dituju melalui file system yang diinfeksi seperti file explorer.exe atau svchost.exe. Setelah terkoneksi, worm mendownload varian malware lain agar tidak mudah terdeteksi dari antivirus atau removal tool.
* Modifikasi key Folder Options: Secara umum, worm ini tidak akan melakukan blok terhadap beberapa program Windows seperti regedit, Task Manager, Folder Options, dll. Tetapi worm menggunakan cara lain agar file virus tidak mudah dilihat atau dihapus, untuk itu virus memodifikasi fitur Folder Options dengan menghapus salah satu key yang ada yaitu 'Hide protected operating system files (recommended)'. Dengan selalu mengaktifkan key tersebut, pengguna komputer tidak dapat melihat file virus bahkan menghapusnya

readbud - get paid to read and rate articles

Stuxnet Mengamuk...Arrghh


Super virus yang dinamakan cyberworm Stuxnet ini telah menyerang sekitar enam juta komputer pribadi dan 1000 komputer perusahaan di pelosok Negeri Tirai Bambu, demikian dilansir dari kantor berita Xinhua, Jumat (1/10).

Wang Zhantao, seorang insinyur dari produsen layanan antivirus terkemuka di Cina, mengatakan bahwa virus komputer ini mampu mencuri informasi pribadi, terutama dari perusahaan industri. Setelah itu virus ini mengirim kembali data yang telah diambilnya ke server di Amerika Serikat.



Hacker dapat mengambil kontrol mesin perusahaan yang dijalankan oleh komputer yang terinfeksi oleh Stuxnet, dan memberi perintah berbahaya sehingga menyebabkan kerusakan serius.

Virus super memanfaatkan sebuah bug dalam Siemens sistem auto-kontrol yang digunakan dalam industri manufaktur untuk melewati pemeriksaan keamanan, kata Wang. Virus ini dapat menyalin dirinya sendiri dan menyebar melalui U-disk dalam jaringan perusahaan dan pemerintah.

Produsen layanan anti virus Rising International Software, telah mengembangkan perangkat lunak untuk membunuh virus yang dapat didownload secara gratis dari situs resmi perusahaan

readbud - get paid to read and rate articles

Bill gates "Conputer virus dont browsing"


Menurut Scott Charney, seorang peneliti keamanan Microsoft, komputer yang mengandung virus seharusnya diblokir dari internet dan masuk ke karantina sampai mereka mendapatkan sertifikat ‘sehat’.

Dalam proposal yang diajukan oleh tim komputasi Microsoft, koneksi pengguna yang komputernya mengandung virus harus dibatasi untuk mencegah virus menyebar ke komputer lainnya.

“Sama seperti orang yang tidak mendapatkan vaksinasi. Ia membahayakan kesehatan orang lain,” kata Scott Charney, Corporate Vice President Computing Team Microsoft, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, 11 Oktober 2010.



Komputer yang tak terlindungi atau terkena virus membahayakan komputer lain dalam lingkungan komputer tersebut. “Intinya, kita perlu meningkatkan dan menjaga kesehatan perangkat milik konsumen yang terhubung ke internet untuk mencegah risiko yang lebih besar,” ucap Charney.

Charney menyebutkan, komputer harus memiliki sertifikat ‘bersih dan sehat’ sebelum diperkenankan terhubung ke internet. Jika perbaikan untuk komputer yang terkena virus sudah tersedia, komputer yang terkena virus akan dikabari untuk diminta mendownload solusi atau meng-update antivirus mereka.

Untuk itu, dalam proposal yang diajukan, Chavney menyebutkan bahwa setiap PC harus punya fungsi darurat di mana pengguna tetap bisa melakukan aktivitas tertentu. “Sama seperti layanan darurat untuk ponsel,” ucapnya.

Sebelum ini, sejumlah penyedia layanan internet di Amerika Serikat dan Eropa sudah berkali-kali mempertimbangkan untuk memblokir komputer bervirus dari internet. Akan tetapi langkah ini belum juga dilakukan karena sangat mahal dan hanya memberikan sedikit keuntungan bagi mereka.

readbud - get paid to read and rate articles

Hacker cantiq masuk kandang


Kata siapa tidak ada hacker yang sexy,montoq dan cantiq, Kristina Svechinskaya menjadi dalang pencurian uang senilai US$35 juta dari rekening bank di Amerika Serikat. Modusnya, dengan menggunakan virus komputer.

Berkat kelakuannya, ia mendapat predikat 'hacker paling seksi sedunia'. Ia bahkan disejajarkan dengan mata-mata cantik, Anna Chapman, yang sempat mengebohkan dunia. Apalagi, dua wanita menarik ini sama-sama berasal dari Rusia.

Dalam menjalankan aksinya, Svechinskaya bekerja bersama 37 hacker lainnya.

Gadis berusia 21 tahun itu saat ini ditahan di New York. Svechinskaya memanfaatkan virus 'Zeus Trojan' dan malware lainnya untuk membajak komputer orang lain.

Lalu, secara rahasia, para hacker komplotannya memantau aktivitas komputer korban, mencuri nomor rekening bank dan password. Dengan modal itu, mereka lalu mengambil uang jutaan dolar dari rekening korban.

Seperti dimuat situs

Daily Mail
, Rabu 13 Oktober 2010, uang hasil curian itu lalu ditransfer ke ratusan rekening bank palsu milik perantara di Amerika Serikat yang menerima dan mencuci uang hasil kejahatan cyber.

Svechinskaya juga berperan sebagai perantara yang mendapatkan komisi 10 persen dari uang curian yang ditransfer oleh hacker lainnya.

Svechinskaya punya sedikitnya lima rekening atas nama sendiri dan beberapa alias, di antaranya Anastasia Opokina dan Svetlana Makarova.

Kini, si cantik nan seksi itu diancam pidana 40 tahun dalam sel yang dingin atas dugaan kasus persekongkolan pembobolan bank dan menggunakan paspor palsu.

Jaksa Manhattan, Preet Bharara, mengungkapkan era digital membawa serta banyak manfaat, tetapi juga banyak tantangan untuk penegakan hukum dan lembaga keuangan.

"Penangkapan ini menunjukkan, pembobol bank modern tak lagi memerlukan senjata, masker, atau mobil untuk melarikan diri seperti perampokan konvensional."

"Ini hanya memerlukan internet dan kecerdikan, hanya dalam sekejap mata dengan cara meng-klik mouse," ucapnya

readbud - get paid to read and rate articles

Apakah and korban cyber crime????


Kejahatan cyber atau cybercrime merupakan ancaman nasional dan dapat mengincar semua orang di manapun mereka berada. Cybercrime yang dimaksud adalah virus komputer, penipuan kartu kredit online, dan pencurian identitas.

Menurut survei Symantec terhadap 7.066 pengguna internet berusia 18 tahun ke atas di 14 negara, sebanyak 65 persen mengaku telah menjadi korban cybercrime. Dari jumlah tersebut, 58 persennya mengaku marah setelah diserang, 51 persen merasa terganggu, dan 40 persen merasa tertipu.

“Serangan malware dan virus komputer adalah jenis cybercrime yang paling banyak dialami pengguna internet, di mana 51 persen orang dewasa secara global merasakan dampaknya,” demikian laporan yang dipaparkan Symantec.



Di Amerika Serikat, sekitar 73 persen mengaku telah menjadi korban berbagai bentuk kejahatan cyber, sementara 55 persen mengaku menjadi korban serangan malware atau virus komputer. Hanya 13 persen orang Amerika yang merasa “sangat aman” ketika online.

Karena sulit dilacak, banyak pengguna internet yang merasa tidak berdaya ketika menjadi korban. Sebanyak 79 persen responden mengaku tidak berharap banyak bahwa penjahat cyber bisa dijebloskan ke pengadilan.

Setidaknya setengah dari responden menjadi korban cybercrime, termasuk serangan virus dan malware, penipuan online dan pesan phishing, profil jejaring sosial di-hack, dilecehkan oleh predator seksual, pencurian identitas, dan penipuan kartu kredit. Meskipun demikian, hanya 44 persen yang melaporkan kejahatan tersebut ke polisi.

Terkait biaya, rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan cybercrime adalah $334 secara global dan $128 untuk Amerika Serikat saja. Dibutuhkan rata-rata sekitar hampir satu bulan untuk menyelesaikan kasus cybercrime. Sementara itu 31 persen responden secara global dan 25 persen responden di AS mengatakan masalah mereka tidak pernah terselesaikan.

Laporan Symantec juga mengungkapkan bahwa Cina menjadi ‘ibu kota’ kejahatan cyber dunia, di mana 83 persen orang dewasa di Cina telah menjadi korban cybercrime. Sebaliknya, Jepang memiliki tingkat kejahatan cyber terendah dengan prosentase hanya 36 persen.

readbud - get paid to read and rate articles

Virus Pemalsu Shortcut


Setelah aksi yang dilakukan virus komputer jenis trojan Stuxnet, yang menyerang instalasi nuklir Iran, muncul worm shortcut baru, bernama lengkap Win32.HLLW.Autoruner.25xxx atau W32/VBNA.Dx.

Worm ini mampu mencuri perhatian sebagian pengguna komputer di Indonesia lewat penyebarannya yang luar biasa.

Adi Saputra, pakar keamanan dari Vaksincom menyebutkan, pihaknya mendapatkan puluhan sample shortcut yang berbeda-beda dari worm tersebut. “Kejadian ini mirip dengan worm YM (conime/secupdat) dan virus Sality yang juga menyebar cepat dengan varian yang berbeda-beda,” ucap Adi, pada keterangannya, 13 Oktober 2010.


“Dengan teknik yang sama, varian malware menyebar dengan memanfaatkan celah keamanan Windows yaitu MS10-046 (celah keamanan .lnk/shortcut),” ucapnya.

Walaupun pengguna komputer sudah mengupdate antivirus, kata Adi, tetap saja worm tersebut mampu menyerang.
“Sama seperti worm YM (conime/secupdat) dan Stuxnet, metode awal penyebaran worm ini berasal pada link website yang mengandung trojan dan link spam pada e-mail,” kata Adi. “Tetapi setelah komputer pengguna terinfeksi, worm mulai melakukan penyebaran menggunakan media removable drive/disk,” ucapnya.

Selain itu, Adi menyebutkan, dalam jaringan ia akan memanfaatkan file sharing (full) dan mapping drive dengan membuat beberapa file virus dan shortcut.

“Dengan maraknya penyebaran malware dengan varian yang berbeda-beda, terkadang menyulitkan bagi antivirus untuk mendeteksi varian yang sama sehingga dibutuhkan sample dari virus tersebut,” kata Adi. “Tetapi ada pula beberapa antivirus yang memiliki teknologi khusus untuk mengatasi malware tanpa membutuhkan sample,” ucapnya.

Antivirus seperti ini, kata Adi, dapat dengan mudah mendeteksi dan menambahkan sendiri virus sesuai database yang dimiliki tanpa memerlukan update.

readbud - get paid to read and rate articles readbud - get paid to read and rate articles readbud - get paid to read and rate articles

Whos stuxnet???


Sebuah virus komputer yang dirancang untuk menyerang sistem industri muncul secara luas. Fasilitas nuklir di Iran diduga salah satu target serangan virus tersebut. Hal tersebut mengindikasikan adanya campur tangan suatu negara atau lembaga berdana besar untuk menyusup sistem keamanan nasional negara lain.

Stuxnet disebut-sebut para pakar keamanan sebagai bentuk senjata cyber yang menjadi sarana terorisme di dunia maya. Serangannya tidak hanya mencuri informasi di komputer korban, namun mengambil alih sistem kontrol berbasis mesin.


Sampai saat ini belum diketahui siapa di balik Stuxnet ini. Berikut adalah beberapa informasi mengenai sepak terjang Stuxnet.

Bagaimana Stuxnet Bekerja?

- Virus itu adalah perangkat lunak berbahaya, atau malware, yang umumnya menyerang sistem kontrol industri yang dibuat oleh perusahaan Jerman, Siemens. Para ahli mengatakan virus tersebut dapat digunakan untuk mata-mata atau sabotase.
- Siemens mengatakan malware menyebar melalui perangkat memori USB thumb drive yang terinfeksi, memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi Windows Microsoft Corp.
- Program serangan perangkat lunak Malware melalui Sistem Supervisory Control and Data Acquisition, atau SCADA. Sistem itu digunakan untuk memonitor pembangkit listrik secara otomatis - dari fasilitas makanannya dan kimia untuk pembangkit listrik.
- Analis mengatakan para penyerang akan menyebarkan Stuxnet melalui thumb drive karena banyak sistem SCADA tidak terhubung ke Internet, tetapi memiliki port USB.
- Sekali saja worm menginfeksi sebuah sistem, dengan cepat dan membentuk komunikasi dengan komputer server penyerang sehingga dapat digunakan untuk mencuri data perusahaan atau mengendalikan sistem SCADA, kata Randy Abrams, seorang peneliti dengan ESET, sebuah perusahaan keamanan swasta yang telah mempelajari Stuxnet.

Siapa Penciptanya?

- Siemens, Microsoft dan para ahli keamanan telah mempelajari worm dan belum menentukan siapa yang membuatnya.
- Mikka Hypponen, seorang kepala penelitian pada perusahaan perangkat lunak keamanan F-Secure di Finlandia percaya itu adalah serangan yang disponsori oleh suatu negara. Stuxnet sangat kompleks dan "jelas dilakukan oleh kelompok dengan dukungan teknologi dan keuangan yang serius."
- Ralph Langner, ahli cyber Jerman mengatakan serangan dilakukan oleh pakar yang berkualifikasi tinggi, mungkin negara bangsa. "Ini bukan peretas yang duduk di ruang bawah rumah orang tuanya. Pada website-nya, www.langner.com /en/index.htm, Langner mengatakan penyelidikan akhirnya "fokus" pada penyerang. "Para penyerang harus tahu ini. Kesimpulan saya adalah, mereka tidak peduli, mereka tidak takut masuk penjara."

Di Mana Disebarkan?

Sebuah studi tentang penyebaran Stuxnet oleh teknologi perusahaan AS Symnatec menunjukkan bahwa negara-negara yang terkena dampak utama pada 6 Agustus adalah Iran dengan 62.867 komputer yang terinfeksi, Indonesia dengan 13.336, India dengan 6.552, Amerika Serikat dengan 2913, Australia dengan 2.436, Inggris dengan 1.038, Malaysia dengann 1.013 dan Pakistan dengan 993. Laporan ini terus berubah seiring penyebarannya.

Laporan Pertama

- Perusahaan Belarusia Virusblokada adalah yang pertama mengidentifikasi virus itu pada pertengahan Juni. Direktur Komersial, Gennady Reznikov kepada Reuters perusahaan memiliki dealer di Iran, dan salah satu klien dealer komputernya sudah terinfeksi virus yang ternyata Stuxnet. Reznikov mengatakan Virusblokada sendiri sudah tidak ada hubungannya dengan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr.
- Menurut juru bicara Siemens, Michael Krampe, Siemens telah mengidentifikasi 15 pelanggan yang menemukan Stuxnet pada sistem mereka, dan "masing-masing mampu mendeteksi dan menghapus virus tanpa membahayakan operasi mereka."

readbud - get paid to read and rate articles readbud - get paid to read and rate articles readbud - get paid to read and rate articles

Negara indonesia kekurangan tenaga IT


Bandung - Indonesia kekurangan sumber daya manusia (SDM) di bidang Informasi dan Teknologi. Padahal kebutuhan industri akan SDM IT sangat tinggi.

Demikian diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) Profesor DR Richardus Eko Indrajit di sela-sela Musyawarah Nasional Aptikom di Hotel Horison Bandung, Sabtu (9/10/10).

"Sekarang setiap 6 menit selalu ada teknologi baru yang muncul di dunia. Bahkan setiap hari ada satu juta serangan ke internet. Ini harus disikapi dengan penyediaan SDM IT yang handal," katanya.



Hal ini, imbuhnya, dikarenakan tidak adanya standarisasi profesi di bidang IT. Tidak seperti profesi lainnya yang memiliki standarisasi dan spesifikasi yang jelas.

"Sejauh ini kita belum memiliki profesi standar seperti halnya profesi kedokteran dengan spesialisasi yang jelas. Padahal di negara luar sudah lama standar profesi lulusan IT ini ada. Misalnya sarjana IT dengan spesialisasi pengamanan atau security IT dan lain-lain," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) Kemenkominfo RI, DR Cahyana Ahmadjayadi mengungkap bahwa menjawab permasalahan ini, pihaknya telah menggelar program beasiswa S2 dan S3. Selain untuk meningkatkan kualitas SDM, hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan kebutuhan industri. Khususnya industri IT.

"Jumlah doktor di Indonesia masih sangat kurang. Cuma 25.000 saja. Ini masih sangat kecil jika dibanding dengan jumlah penduduk kita. Itu sebabnya kita buka program beasiswa untuk S2 dan S3 khusus buat bidang IT atau yang terkait dengan IT," katanya.

Masih kata Cahyana, pihaknya akan menjaring 100 orang dalam program tersebut. Kesempatan belajarnya pun tidak hanya di Indonesia. Beberapa universitas terkenal di dunia pun telah dihubunginnya guna mendukung program ini.

"Tidak hanya di Indonesia. Mereka (calon penerima beasiswa - red) bebas memilih mau sekolah di mana. Kebetulan kita telah berkomunikasi dengan universitas-universitas besar di dunia. Seperti di Eropa, Amerika, Australia ataupun di Jepang," jelasnya.

Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 730 perguruan tinggi komputer dengan jumlah program studi sekitar 1.600. Dari jumlah lembaga tinggi tersebut sekitar 170 perguruan tinggi berada di Jabar.

Internet Banking rawan aksi hacking

JAKARTA: Xecure-IT, konsultan keamanan informasi, menilai lebih dari 90% transaksi perbankan melalui Internet (internet banking) bisa dirampok (crack), sehingga sangat rawan dengan tindak kejahatan di dunia maya (cybercrime).

Information Security Senior Consultant PT Iman Teknologi Informasi, perusahaan dengan brand solusi keamanan Xecure-IT, Gildas Deograt Lumy, mengatakan kejahatan Internet banking dilakukan melalui jaringan, yang menghubungkan server bank dengan devices nasabah melalui Internet.

“Lebih dari 90% SSL [socket secure layer] bisa di-crack. Internet banking sangat rentan dengan penipuan oleh hacker, karena memang mudah untuk melakukan kejahatan terhadap transaksi bank melalui Internet,” ujarnya saat Peluncuran XecureBrowser dan Demo Perampokan Internet Banking, kemarin.

Dia memaparkan cara perampokan Internet banking yang dilakukan para hacker melalui Internet browser yang digunakan nasabah, melalui server bank, dan menggunakan devices yang digunakan nasabah.

Gildas menjelaskan posisi perampok di dunia maya berada di antara pihak perbankan dan nasabah yang disebut man in the middle (MITM).

Pada dasarnya perbankan di dunia rentan terhadap kejahatan melalui Internet. “Sangat mudah untuk menjadi hacker untuk merampok melalui Internet banking.”

Namun, bank di luar negeri, kata dia, memiliki sistem yang lebih baik terutama kebijakan setempat dalam menjamin keamanan uang nasabah.

Dia mencontohkan pihak perbankan akan mengganti kerugian nasabah akibat cybercrime serta mengumumkan kepada publik soal tindak kejahatan itu.

Berbeda dengan bank lokal, kata dia, yang tidak akan mengganti kerugian nasabah akibat perampokan di dunia maya saat melakukan transaksi melalui Internet dan tidak mengumumkan kepada masyarakat.

Memilih diam

Menurut dia, korban kejahatan di dunia maya sangat besar, tetapi korban tidak mengadu kepada pihak yang berwajib dan memilih diam.

Gilas menyarankan agar penggunaan Internet banking menggunakan digital certificate dan perbankan menggunakan browser yang sudah terjamin keamanannya.

Untuk membuat sertifikat digital, seperti halnya kartu tanda penduduk, kata dia, perbankan harus mengeluarkan dana yang cukup besar, sehingga enggan untuk membuat sertifikat yang digunakan dalam dunia maya tersebut.

Xecure-IT melakukan riset terhadap Internet banking pada 25 Januari-31 Mei 2010 yang melibatkan enam bank di dalam negeri dan 250 responden.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menanyakan langsung kepada call center bank dan terhadap beberapa pengguna akses intenet nirkabel (WiFi) di tempat umum.

“Berdasarkan hasil riset yang dilakukan membuktikan transaksi Internet banking sangat rawan dengan kajahatan di dunia maya,” ujarnya.

Dia memaparkan riset tersebut dilakukan dengan menelepon call center bank dan menanyakan soal Internet banking untuk mendapatkan penanganan dari pihak bank itu.

Pertanyaan yang diajukan berupa apa yang harus dilakukan nasabah saat melakukan transaksi di Internet dan muncul peringatan ‘security warning’, apakah harus tekan tombol yes atau no. “Lebih dari 89%, Internet banking di Indonesia mengklik yes saat ada browser security warning.”

Call center, kata dia, memberikan jawaban agar nasabah tidak menekan tombol no, tetapi saat nasabah menyatakan transaksi tidak dapat diteruskan, pihak bank menganjurkan untuk tekan tombol yes.

“Padahal, peringatan di browser merupakan tanda bahaya. Artinya transaksi bank di internet sangat rawan. Namun, pihak bank malah menyuruh nasabah untuk meneruskan transaksi tersebut.”

Dia berpendapat transaksi bank melalui Internet di Indonesia bagi nasabah tidak dapat berbuat apa pun [Internet banking customer are like sitting duck], karena perbankan hanya diam.

google.news

Polisi cyber


Sebagai upaya memberantas praktik prostitusi dan pornografi di dunia maya, Polda Metro Jaya akan menggelar patroli cyber di dunia maya. Patroli ini akan melibatkan Satuan Cyber Polda Metro Jaya. Dalam usahanya, polisi akan melibatkan pakar teknologi.

Patroli ini bertujuan untuk mendeteksi situs dan akun facebook porno. Untuk sementara ini, polisi telah berhasil mendeteksi beberapa situs yang menampilkan prostitusi terselubung, di antaranya situs B*1*com.

Beberapa situs dan akun facebook bahkan telah diblokir. Namun begitu, pemilik dari situs tersebut berhasil lolos dari jeratan aparat.



Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Boy Rafli Amar, polisi telah mengerahkan satu satuan khusus dalam menangani masalah cyber media ini. Petugas unit cyber, ungkapnya, bertugas untuk merazia akun facebook dan situs yang menampilkan praktik prostitusi.

“Mereka melakukan operasi via dunia maya. Jadi dengan mendeteksi keberadaan situs dan akun porno,” jelas Boy kepada para wartawan di mapolda Metro Jaya, Jum’at (12/02).
Boy menjelaskan, pihaknya mengalami sedikit kendala dalam mendeteksi keberadaan situs porno di dunia maya. Kendala yang dialami cukup kompleks, karena jumlah situs dan akun facebook porno sangat banyak. Disamping itu, kelihaian pelaku dalam menutupi kejahatan menjadi kendala tersendiri.

“Mereka itu memakai kode-kode rahasia, jadi butuh waktu bagi petugas untuk memecehkannya. Selain itu jumlah dari situs porno yang sangat banyak juga menyulitkan kami dalam memberats seluruh situs dan akun porno,” kata Boy.
Ia mengatakan, maraknya praktek prostitusi dan pornografi lebih disebabkan oleh kemajuan teknologi. Mudahnya seseorang dalam mengakses dunia maya, berkorelasi langsung dengan maraknya situs dan akun facebook porno.

“Karena sekarang masyarakat banyak yang akses ke internet, maka banyak pihak yang tidak bertanggung jawabmemenfaatkannya untuk melancarkan praktik haram tersebut. Inilah yang dinamakan “miss use cyber media” (penyalahgunaan cyber media),” ungkap Boy

Boy memberi himbauan pada masyarakat agar segera member informasi pada polisi, jika mendapati keberadaan situs porno. Informasi masyarakat, ungkapnya, akan mempermudah kerja polisi dalam memberantas praktik pornpgrafi dan prostitusi via dunia maya.

“Umumnya para member dan pelanggan situs porno itu sangat sulit dilacak. Mereka sangat pandai menutupi aktivitasnya. Salah satu cara untuk membongkar semua itu adalah dengan partisipasi aktif masyarakat. Jika mendapati ada situs dan akun facebook porno, segeralah melapoe ke polisi,” himbaunya.

Ironisnya, kebanyakan korban dari praktik situs porno adalah anak dibawah umur. Menurut Boy, hal tersebut berbahaya, karena secara langsung dapat mengganggu perkembangan psikologis dari anak. Oleh sebab itu, ia menyarankan pada pihak keluarga agar mengawasi aktivitas anaknya di dunia maya.

Polisi rekrut tenaga IT


Bandung - Polisi masih melakukan penyelidikan terkait hilangnya Devie Permatasari (13) yang diduga diculik teman kenalan di Facebook. Untuk melacak jejak siswi SMPN 28 Bandung tersebut, polisi menggandeng ahli informasi teknologi (IT).

Hal ini disampaikan Kapolsek Lengkong AKP Philemon Ginting saat dihubungi via telepon, Senin (19/10/2010).

"Proses penyelidikan sedang berjalan. Kami sudah bekerjasama dengan salah seorang ahli IT asal Jakarta," jelas Philemon.


Hadirnya ahli IT yang dilibatkan dalam pelacakan, kata Philemon, diharapkan mempercepat pengungkapan kasus tersebut. Ia pun meminta dukungan dan doa agar
keberadaan Devie segera diketahui.

"Mudah-mudahan saja dalam minggu ini sudah ada hasilnya," terang Philemon.

Devie tak kembali ke rumah sejak 5 Oktober 2010. Keluarga makin cemas karena ponsel benomor CDMA milik Devie tidak aktif sejak itu. Ia diduga dibawa pergi
oleh satu pria yang dikenal via facebook. Belakangan menurut keterangan teman satu sekolah Devie, pria itu bernama Reno. Kasus ini ditangani Polsek Lengkong.

Ciri-ciri Devi yakni memiliki tinggi 155 sentimeter, kulit sawo matang dan rambut lurus sebahu. Saat terakhir diketahui hilang, Devie memakai seragam SMPN 28 Bandung, membawa tas ransel biru dan menggunakan sepatu hitam.

Pendidikan tidak membedakan antara anak yang sehat dengan anak cacat. Semua anak Indonesia di usia sekolah berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.

Berbekal dengan landasan itu, peserta didik dari tingkat Siswa Luar Biasa (SLB) berhak mendapat pendidikan layak termasuk penguasaan tentang informasi teknologi (IT).

"Kita tidak membeda-bedakan siswa sehat dengan siswa yang cacat, semuanya berhak mendapatkan pelayanan pendidikan, karena mereka juga insan manusia, layaknya manusia normal lainnya," ucap Kepala Dinas Pendidikan Sumut Drs H Bahrumsyah, Kamis (20/10) di kantor Disdik Jalan T Cik Ditiro Medan.

Di era globalisasi yang ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya, juga "menyentuh" bagi siswa-siswa SLB yang di antaranya merupakan tunanetra, tunarungu, tunawicara dan cacat fisik lainnya.
Maka tidak heran jika Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdiksu) peduli dengan pemerataan pendidikan.

Sebab anak-anak yang terlahir dengan kekurangan juga berhak menguasai teknologi. Untuk itu Disdiksu telah menyerahkan bantuan delapan unit laptop beserta voucher internet ke delapan SLB negeri di Sumut.
Saat ini, kata Bahrum tidak hanya guru yang dituntut untuk memahami dan menguasai dunia IT tapi juga siswa bahkan siswa yang memiliki kekurangan atau cacat.

"Jika guru tidak paham dengan IT, maka dia akan tereliminasi dengan sendirinya," katanya.
Terhadap siswa yang cacat itu, Bahrumsyah mencontohkan, satu orang siswa tunarungu membutuhkan dua orang pengajar yakni guru yang paham akan metode pembelajaran terhadap tunarungu dan guru yang paham tentang kerunguan siswa tersebut.

Disebutkannya, dari delapan SLB di Sumut hanya Medan yang mempunyai guru memadai, sedangkan daerah lainnya masih kekurangan guru sekitar 28 orang.

Menerapkan program pendidikan berbasis IT di semua jenjang, Disdiksu telah melakukan pembinaan, sosialisasi dan pelatihan terhadap guru tahun 2010, sehingga pada tahun 2012 semua guru dan semua sekolah tidak hanya mempunyai fasilitas IT tapi juga harus mampu mengoperasikannya.

"Terutama bagi guru, harus memiliki laptop karena pemerintah saat ini sangat menghargai pendidik yang profesional dengan adanya program sertifikasi," tambahnya.

google.news

readbud - get paid to read and rate articles readbud - get paid to read and rate articles readbud - get paid to read and rate articles