loading...
berbagi-itu-indah-dan-menyenangkan

21 Oktober, 2010


Pendidikan tidak membedakan antara anak yang sehat dengan anak cacat. Semua anak Indonesia di usia sekolah berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.

Berbekal dengan landasan itu, peserta didik dari tingkat Siswa Luar Biasa (SLB) berhak mendapat pendidikan layak termasuk penguasaan tentang informasi teknologi (IT).

"Kita tidak membeda-bedakan siswa sehat dengan siswa yang cacat, semuanya berhak mendapatkan pelayanan pendidikan, karena mereka juga insan manusia, layaknya manusia normal lainnya," ucap Kepala Dinas Pendidikan Sumut Drs H Bahrumsyah, Kamis (20/10) di kantor Disdik Jalan T Cik Ditiro Medan.

Di era globalisasi yang ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya, juga "menyentuh" bagi siswa-siswa SLB yang di antaranya merupakan tunanetra, tunarungu, tunawicara dan cacat fisik lainnya.
Maka tidak heran jika Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdiksu) peduli dengan pemerataan pendidikan.

Sebab anak-anak yang terlahir dengan kekurangan juga berhak menguasai teknologi. Untuk itu Disdiksu telah menyerahkan bantuan delapan unit laptop beserta voucher internet ke delapan SLB negeri di Sumut.
Saat ini, kata Bahrum tidak hanya guru yang dituntut untuk memahami dan menguasai dunia IT tapi juga siswa bahkan siswa yang memiliki kekurangan atau cacat.

"Jika guru tidak paham dengan IT, maka dia akan tereliminasi dengan sendirinya," katanya.
Terhadap siswa yang cacat itu, Bahrumsyah mencontohkan, satu orang siswa tunarungu membutuhkan dua orang pengajar yakni guru yang paham akan metode pembelajaran terhadap tunarungu dan guru yang paham tentang kerunguan siswa tersebut.

Disebutkannya, dari delapan SLB di Sumut hanya Medan yang mempunyai guru memadai, sedangkan daerah lainnya masih kekurangan guru sekitar 28 orang.

Menerapkan program pendidikan berbasis IT di semua jenjang, Disdiksu telah melakukan pembinaan, sosialisasi dan pelatihan terhadap guru tahun 2010, sehingga pada tahun 2012 semua guru dan semua sekolah tidak hanya mempunyai fasilitas IT tapi juga harus mampu mengoperasikannya.

"Terutama bagi guru, harus memiliki laptop karena pemerintah saat ini sangat menghargai pendidik yang profesional dengan adanya program sertifikasi," tambahnya.

google.news

readbud - get paid to read and rate articles readbud - get paid to read and rate articles readbud - get paid to read and rate articles

0 komentar :

Posting Komentar